I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Bulimia Nervosa adalah episode makan yang berlebih yang terjadi berulang kali dengan perasaan kurang pengendalian terhadap perilaku makan dan sangat perihatin dengan bentuk dan berat tubuh. Individu juga secara teratur berusaha untuk memuntahkan kembali yang dimakannya, menggunakan pencahar diit berlebih dan berpuasa untuk melawan efek makan yang berlebihan.
B. Faktor Biologik
Diyakini adanya keterkaitan genetik pada bulima nervosa, serta hubungan antara bulimia dan gangguan efektif, dengan prevalensi tinggi pada anggota keluarga pasien sebagai peminum alkohol. Model biologik dari etiologi gangguan makan difokuskan pada pusat pengatur nafsu makan di hioptalsmus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologik gangguan makan, walaupun model biologik masih dalam tahap perkembangan.
C. Faktor Psikologi
Riwayat terdahulu pasien pada gangguan makan sering ditandai dengan adanya penyakit dalam dan bedah, perpisahan, kematian keluarga, lingkungan keluarga yang berkonflik dan penganiayaan seksual.
D. Faktor Sosiokultural
Pada budaya dimana kemontokan diterima atau bernilai, jarang terjadi gangguan makan. Padahal lingkungan sekitar sosiokultural bagi remaja dan wanita muda di Amerika sangat ditekankan pada kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi indikator untuk evaluasi diri.
E. Patofisiologi
Ada 2 jenis Bulimia Nervosa, yaitu:
1. Jenis yang membatasi diit, yaitu individu tersebut sangat membatasi makanan dan memaksa diri menjalankan berbagai latihan, serta tidak terlibat secara teratur dalam pesta makan atau perilaku ‘pembersihan’ (muntah yang diinduksi sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretik atau enema).
2. Jenis yang suka makan dan ‘pembersihan’, yaitu individu secara teratur terlibat dalam pesta makan dan diikuti perilaku
‘pembersihan’.
Pemakaian obat pengurang nafsu makan yang berlebihan atau pil diet terdapat pada kedua jenis di atas.
Perilaku ‘pembersihan’ dan setengah puasa dapat menimbulkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta masalah jantung yang pada akhirnya dapat berakibat fatal.
F. Kriteria diagnostik untuk Bulimia Nervosa
1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan normal minimal sesuai umur dan tinggi badan.
2. Ketakutan yang hebat tentang naiknya berat badan atau menjadi gemuk meski sebenarnya berat badannya kurang.
3. Gangguan pada cara seseorang menerima berat badan atau bentuk tubuhnya.
4. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang mengandung lemak dan salah
merangsang muntah oleh diri sendiri
menggunakan pencahar
olahraga berlebihan
memakai obat penekan nafsu makan atau diuretika
5. Adanya gangguan endokrin yang meluas dengan manifestasi pada wanita sebagai aminore dan pada pria kehilangan minat dan potensi seksual.
G. Insiden
1. Kira-kira 5% penderita Bulimia nervosa adalah laki-laki
2. Bulimia Nervosa diderita oleh 1% perempuan kulit putih antara umur 16 – 24 tahun.
3. Puncak awitan adalah pada umur 14 – 18 tahun
4. Angka mortalitas antara 2% - 8%
5. Angka insiden meningkat pada kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
6. 5% anak-anak yang terkena berumur kurang dari 12 tahun
H. Manifestasi Klinis
1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan
3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim
4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan
5. Amenorea
6. Kulit kering bersisik
7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah
8. Kulit berubah kekuningan
9. Gangguan tidur
10. Konstipasi
11. Erosi eosopagus
12. Alam perasaan depresi
13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi
14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh
15. Erosi email dan dentin tinggi
I. Komplikasi
1. Jantung: bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagal jantung
2. Gastrointestinal: esofagitis, ulcus peptikum, hepatomegali
3. Ginjal; abnormalitas urea serum dan elektrolit
4. Skelet; osteoporosis, faktor patologik
5. Endokrine; penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan hormon pertumbuhan, peningkatan glukoneogenesis
6. Metabolik; penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan, gangguan tidue
J. Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis yang berat. Pengobatan rawat jalan ini mencakup:
1. Pemantauan medis
2. Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya
3. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya
4. Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan perilaku kompulsif – obsesif
Obat-obat yang dapat digunakan :
1. Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), terutama bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang dipaksakan (Imipramin, Desipramin, Fluoksetin, Sertralin).
2. Penggantian estrogen untuk amenore
WOC DOWNLOAD DISINI
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan nutrisi kurang dari kebutuhan
2. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubub berhubungan dengan koping individu tak efektif
3. Koping individu tak efektif berhubungan dengan gangguan citra tubuh
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan aktivitas dan latihan berlebihan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien tidak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan
2. Tujuan Khusus
Klien terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
C. Intervensi
Dx.1
1. Libatkan keluarga dalam rencana suplementasi diet
2. Berikan informasi tentang asupan makanan yang adekuat dan dampak asupan makanan yang tidak adekuat pada kadar energi dan kesejahteraan psikologis
3. Mulai menjalankan rencana latihan khusus untuk membantu tercapainya perilaku positif
D. Implementasi
Dx.1
1. Melibatkan keluarga dalam rencana suplementasi diet
2. Memberikan informasi tentang asupan makanan yang adekuat dan dampak asupan makanan yang tidak adekuat pada kadar energi dan kesejahteraan psikologis
3. Memulai menjalankan rencana latihan khusus untuk membantu tercapainya perilaku positif
E. Intervensi
Dx.2
1. Ciptakan hubungan saling percaya yang memudahkan ekspresi perasaan dan emosi
2. Prakarsai makan bersama dengan orang lain, catat jumlah makanan yang dimakan dan pantau aktivitas selama 2 jam sesudah makan tentang nutrisi
F. Implementasi
Dx.2
1. Menciptakan hubungan saling percaya yang memudahkan ekspresi perasaan dan emosi
2. Memprakarsai makan bersama dengan orang lain, catat jumlah makanan yang dimakan dan pantau aktivitas selama
2 jam sesudah makan tentang nutrisi
3. Meningkatkan rasa tanggung jawab serta terlibatnya dalam pemulihan dan pengobatan
G. Intervensi
Dx.3
1. Tingkatkan rasa tanggung jawab serta terlibatnya dalam pemulihan dan pengobatan
2. Libatkan dalam tim antar disiplin yang memanfaatkan berbagai sarana modalitas seperti psiko terapi perorangan dan kelompok, latihan asertif, terapi musikdan seni serta pendidikan
3. Dukung keterlibatan anggota keluarga yang vital bagi pemulihan
H. Implementasi
Dx.3
1. Melibatkan dalam tim antar disiplin yang memanfaatkan berbagai sarana modalitas seperti psiko terapi perorangan dan kelompok, latihan asertif, terapi musikdan seni serta pendidikan
2. Memberikan dukungan keterlibatan anggota keluarga yang vital bagi pemulihan
DAFTAR PUSTAKA
Cecilly L. Betz. Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Penerbit
Buku Kedokteran; EGC, Jakarta. 2002.
Stuart and Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Penerbit Buku
Kedokteran; EGC, Jakarta. 1998.
Yasmin Asih, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran; EGC, Jakarta. 1998.