Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Obsterik dan Neonatus (PPKDON)


 Standar 10 Penanganan perdarahan sebelum kehamilan pada trimester III.
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan rujukannya
 Standar 17 Penanganan kegawatan pada ekslampsia
Bidan mengenali secara tepat dan gejala ekslampsia, mengancam serta merujuk dan memberikan pertolongan pertama
 Standar 18 Penanganan kegawatan pade partus lama atau macet
Bidan mengenali kapan secara tepat tanda dan gejala partus lama atau macet serta melakukan penanganan tepat yang memadai dan tepat waktu atau merujukknya.
 Standar 19 . Persalinan dengan penggunaan vacuum ekstraktor
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dan memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanan bagi ibu dan janin.
 Standar 20 : Penanganan retensio plasenta
Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan penanganan sesuai dengan kebutuhannya.
 Standar 21 : Penanganan Pots Partum Primer
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan dan segera melakukan pertolongan pertama untuk rnengendalikan perdarahan
 Standar 22 : Penanganan perdarahan Pos Partum Skunder
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala post partum skunder dan melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan jiwa ibu dan merujuknya.
 Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerpuralis
Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerpuralis serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.
 Standar 24 : Penanganan Asfiksia neonatorum
Bidan mampu mengenali secara tepat BBL, dengan asfiksia serta melakukan resusitasi secepatnya menguasahakan bantuan medic yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

2. Pelayanam Kontrasepsi dan Rujukannya
 Cara kontrasepsi secara tradisonal dilakukan melalui minum jamu, mengurut, atau memijit rahim, memakai perintang bikinan sendiri, senggama terputus, pantang berkala dan membatasi berhubungan badan hanya pada waktu- waktu yang kurang subur dalam rangkaian haid.
 Cara-cara kontrasepsi ilmiah adalah pantang berkala, penggunaan perintang mekanis (kondom, diafragma), pemakaian zat-zat kimia, pembunuh sperma, pemakatan alat yang dimasukkan kedalam rahim dan pemakaian hormon untuk mencegah pembuahan (dengan minum pil tiap hari, dengan suntikan tiap bulan atau 3 bulan) dan susuk KB.
 Setelah pasien memilih salah satu pelayaran kontrasepsi bidan harus memberitahukan kalau ada tanda-tanda, efek samping dan komplikisi dari pemakaian alat tersebut pasien harus segera melapor atau pergi ke bidan atau ke tim kesehatan sehingga dapat diberikan pertolongan pertama, dan jika tidak bisa dirujuk ke tim kesehatan yang lebih baik seperti SPOG.

3. Sistem Rujukan
a. Tujuan
1. Memberikan pelayanan kesehatan pada pasein dengan tepat dan cepat
2. Menggunakan fasilitas kesehatan secara seefisien mungkin
3. Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan pada unit-unit kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut.
b. Jenis Rujukan
Dapat dibagi 2, yaitu:

1. Rujukan Medik
Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Disamping itu juga mencakup rujukan pcngctahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan
2. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini berkaiatan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif dan peningkatan kesehatan (Promosi), Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional,

c. Jenjang tingkat Rujukan
Ada 3 bentuk tingkat pelayanan, yaitu :
1. Pelayanan Kesehatan tingkat I (Primary Health Care)
Pelayan ini diperlukan untuk masyarakst yang sakit ringnn dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan,
2. Pelayanan Kesehatan tingkat II (Secondary Health Service)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh sekelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Misalnya RS time C dan D memerlukan tersedianya tenaga-¬tenaga spesialis
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat III (Tertiery Health Service)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh sekelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan skunder. Pelayanannya sudah komplek dan memerlukan tenaga-tenaga spesialis contohnya RS tipe A atau B.