Cara Perawatan Diabetes Millitus/ DM di Rumah


Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang semakin sering ditemukan di kalangan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan metabolisme glukosa sebagai akibat dari kerusakan pada kelenjar pankreas yang mana mempengaruhi produksi hormon insulin tubuh. Tanda dan gejala penyakit ini dikenal dengan sebutan “4P” yaitu: poliphagi, polidipsi, poliuria, dan polineuritis. Selain itu melalui pemeriksaan laboratorium darah, ditemukan kadar glukosa darah sebelum makan yang lebih dari 110 mg/dl serta gula darah 2 jam pasca makan yang lebih dari 140 mg/dl.
Bila diabetes atau kencing manis ini bila tidak diobati secara intensif dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang pada akhirnya akan menyebabkan seorang penderitanya mengalami sakit parah dan bahkan meninggal. Komplikasi tersebut berupa gangguan penglihatan, baik karena rusaknya syaraf penglihatan atau karena percepatan pembentukan katarak, kerusakan syaraf, sakit jantung, sakit ginjal dan disfungsi (gangguan fungsi) seksual. Kadar gula yang tinggi di dalam darah menyebabkan luka sukar sembuh dan cenderung menjadi kudis atau borok.
Penyakit ini dikenal dengan sebutan “lifelong disease” dikarenakan penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan selama rentang hidup penderitanya. Tetapi bukan berarti semua diabetisi akan mengalami hal serupa, melainkan risiko terjadinya komplikasi yang dapat meningkatkan risiko kematian dapat dikurangi jika para diabetesi lebih peduli untuk menjaga atau mengontrol kondisinya agar dapat hidup lebih panjang dan sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka diperlukan suatu program penatalaksanaan diabetes secara mandiri bagi para diabetisi ini. Program tersebut berlandaskan pada pengaturan pola makan, aktifitas sehari-hari dan olahraga,  pengobatan yang teratur serta menghindari stress. Sasaran program ini adalah para diabetisi yang berada dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Diharapkan lewat program ini, diharapkan penyakit mereka dapat dikendalikan sehingga mereka dapat menjalani kehidupannya dengan normal.
1. Perencanaan pola makan dan diet yang tepat
Diet yang baik untuk para diabetisi adalah diet yang seimbang, jadwal makan yang teratur serta jenis makanan yang dimakan bervariasi yang kaya nutrisi dan rendah karbohidrat. Diet perlu dilakukan dengan mengurangi asupan karbohidrat (berbagai jenis gula dan tepung termasuk nasi, kentang, ubi, singkong dan lain sebagainya), mengurangi makanan berlemak (daging berlemak, kuning telur, keju, dan susu tinggi lemak) serta memperbanyak makan sayur dan buah sebagai sumber serat, vitamin dan mineral. Sebagai sumber protein Anda dapat memanfaatkan ikan, ayam (terutama daging dada), tahu dan tempe.
2. Monitoring kadar gula darah
Kadar gula darah harus dites secara berkala yaitu pada saat sebelum sarapan pagi dan sebelum makan malam. Nilai yang diharapkan dari pengukuran tersebut adalah berada pada rentang antara 70 s.d 120 mg/dl.
3. Olahraga dan latihan
Penderita diabetes disarankan untuk melakukan olahraga secara teratur dengan cara bertahap sesuai dengan kemampuan. Olahraga yang ideal adalah yang bersifat aerobik seperti jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama 30-40 menit didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit.  Latihan ini bisa dilakukan sebanyak 3 kali seminggu. Seiring dengan tingkat kebugaran tubuh Anda yang meningkat, maka durasi latihan Anda bisa dinaikkan maksimal sampai dengan 3 jam. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh Anda. Selain itu juga para diabetisi bisa melakukan olahraga dengan cara berjalan kaki selama 30 menit. Kegiatan ini membantu untuk mengontrol kadar gula dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah.
4. Pengobatan yang teratur
Diabetisi harus minum obat yang diberikan oleh dokter secara teratur, dan jangan sampai terlewatkan. Selain itu, tidak diperkenankan untuk menambah atau mengurangi dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Untuk para diabetisi yang mendapatkan terapi insulin secara berlanjut, mereka diharapkan bisa melakukan penyuntikan secara mandiri. Bila tidak bisa melakukannya, dapat minta pertolongan kepada tenaga kesehatan atau kader kesehatan yang ada disekitar tempat tinggalnya. Pastikan sebelum memberikan obat terutama jika mendapatkan suntikan insulin, makanan yang akan dimakan oleh diabetisi sudah siap saji maksimal 30 menit sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah resiko terjadinya hipoglikemia atau kadar glukosa darah yang tiba-tiba turun. Selain itu, monitoring dari efek samping obat yang diminum oleh penderita juga harus dilakukan. Ini bisa dilakukan oleh penderita sendiri dan dibantu oleh anggota keluarga yang tinggal bersamanya. Jika terdapat tanda dan gejala yang tidak diharapkan, segara menghubungi tenaga medis.
5. Pengukuran tekanan darah dan kadar kolesterol secara teratur
Diabetisi harus melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur guna untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi stroke akibat hipertensi. Begitu pula dengan kadar kolesterol yang tinggi merupakan resiko tinggi terjadinya atherosklerosis.
6. Menghindari stress yang berlebihan
Stress dapat meningkatkan kadar gula darah dan tekanan darah. Stress ini bisa berasal dari kondisi fisik, misalnya nyeri, kurang tidur, pekerjaan, pengaruh obat-obatan steroids dan lainnya.
7. Mengurangi resiko
Penderita Diabetes rentan untuk mengalami komplikasi berupa luka atau borok yang sukar sembuh. Seringnya mereka mendapati luka yang sukar sembuh pada daerah kaki, untuk itu perawatan kaki yang teratur sangat diperlukan. Jaga kelembaban kulit dengan menggunakan lotion yang tidak menimbulkan alergi. Potong kuku secara teratur dan ratakan ujung kuku dengan menggunakan kikir, jangan pernah memotong ujung kuku terlalu dalam. Pilih alas kaki yang nyaman dan sesuai dengan bentuk serta ukuran kaki. Pilih bahan sepatu yang lembut dan sol yang tidak keras.  Pakai sepatu tertutup jika hendak bepergian keluar rumah. Waspada jika terdapat luka sekecil apapun, segera obati dengan antiseptik.
8. Penyembuhan luka Diabetes Melitus (DM
Penyembuhan luka Diabetes Melitus (DM) membutuhkan waktu berbulan-bulan.
ada berbagai macam campuran yg digunakan dlam perawtan luka DM. antara lain:
1. Bethadine
2. Larutan NaCl
3. Cuka
4. Rivanol

Biasanya klw kt mnggunakan Bethadine, Luka itu akan semakin lama kering karena sifat dari bethadine itu sendiri adalah melembabkan luka, nah biasanya bethadine ini dicampur dengan larutan NaCl untuk menetralkan sifat bethadine td.
Pada umumnya untuk mencuci luka/sebagai irigasi kita memakai larutan NaCl. di rumah sakit terkenal khususnya di Makassar, mereka menggunakan larutan cuka dalam perawatan luka DM, alhasil memang luka tersebut cepat kering, dan jaringan-jaringan baru cepat muncul.
Jika diberi pilihan antara bethadine dan rivanol, maka sebaiknya anda memakai rivanol, karena sifat dari rivanol berbanding terbalik dengan bethadine.
perawatan luka DM dilakukan 2x sehari, yaitu pagi dan sore hari..
sebaiknya luka DM tidak memakai/tidak dibalut secara berlebihan, agar sirkulasi udaranya baik, hal ini akan membantu perangsangan munculnya jaringan baru. dan jangan lupa dalam perawatan luka DM selalu kita melakukan Necrotomy (Pembuangan/pengangkatan jaringan mati) agar membantu juga merangsang pertumbuhan jaringan baru. klw perlu sampai keluar darah.