I. Pengertian Kepribadian
Kepribadian yang dalam bahasa inggrisnya “personality” berasal dari pada suatu istilah dalam bahasa latin yaitu personare. Personare berarti masker atau kedok topeng yang pada jaman Romawi kuno digunakan oleh para pemain sandiwara. Dalam kata personality terkandung kata persona yaitu orang yang menggunakan kedok topeng itu atau orang yang melakukan permainan sandiwara sebagai individu yang sebenarnya. Demikian istilah personality menurut sejarah penggunaannya berarti sebagai kedok topeng dan dapat pula berarti sebagai pemain sandiwara.
Dalam perkembangan penggunaan istilah personality itu kemudian berarti sebagai suatu istilah untuk mengungkapkan mengenai apa yang tersimpan atau isi dari pada yang tersurat dan tersirat dari gambaran nyata wajah, sifat dan tingkah laku individu. Dengan gambaran tersebut, yaitu apa-apa yang terkandung atau yang mungkin ditafsirkan dari pada yang terkandung atau yang mungkin ditafsirkan dari gejala-gejala nyata. Dewasa ini istilah kepribadian sering disamakan dengan istilah-istilah seperti temperamen, disposisis dan karakter, walau[pun pemakaian penyamaan dengan sebutan tadi sebenarnya tidaklah tepat.
Kepribadian itu lebih luas dari pada istilah-istilah tadi, karena dalam pengertian kepribadian tersebut sudah tercakup maksud mengenai temperamen, disposisi dan watak. Temperamen mempunyai arti yang lebih banyak menggambarkan mengenai masalah-masalah bentuk respons emosi bawaan dan disposisi lebih menujukkan kepada cirr-ciri pengalaman masa lampau dan kecendrungan didapatinya cirri-ciri dari yang dimiliki nenek moyangnya. Sedangkan karakter hanya merupakan salah satu aspek kepribadian yang melukiskan suatu sususnan batin manusia yang nampak pada kelakuan dan perbuatannya.
Dengan temperamen berarti sebagai pola-pola dari respons emosional yang sifatnya menetap dan mendalam terhadap rangsangan-rangsangan situasi tertentu, sedangka disposisi merupakan temperamen yang lebih bersifat sementara. Kalau memang personality merupakan suatu pengertian yang luas dan lebih luas daripada temperamen, disposisi watak, maka apakah sebenarnya arti daripada kepribadian itu. Banyak ahli psikologi kepribadian telah memberikan batasannya, walaupun kadang-kadang berlainan sasaran dan pengertiannya.
1. M.A May, mengemukakan bahwa kepribadian itu yang membuat seseorang berhasil atau memberi pengaruh kepada orang lain dan dalam bahasa psikologi dinamakan nilai rangsang sosial seseorang.
2. J.B Watson, menyatakan kepribadian merupakan hasil dari permulaan hidup dan untuk selama hidup. Kepribadian merupakan reaksi total dan sebagai suatu keseluruhan.
3. L.P Thorp, bahwa kepribadian itu sama dengan ide fungsi organisme keseluruhan individu, dan meliputibeberapa aspek seperti intelek, watak, dorongan-dorongan, sikap emosional, minat, kemampuan bergaul, personal appearance, sebaik seperti yang berhasil dalam pergaulan sosialnya.
4. G.W Allport, menyatakan pula bahwa kepribadian itu merupakan suatu susunan yang dinamis dari sistem psikofisis sesorang dan yang menentukan dalam penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.
Demikian banyaknya definisi tersebut sehingga tidak semuanya tercantumsemua. Istilah kepribadian menurut G.W Allport istilah kepribadian didapati beberapa unsur yaitu:
1. Adanya gambaran suatu susunan yang dinamis.
2. Didapati gambaran sistem mengenai psikofisis individu.
3. Sangat menetukan bagi menyesuaian diri yang unik terhadap lingkungan.
Dengan susunan atau organisasi, adalah suatu bentuk daripada bekerja samanya fungsi-fungsi yang berbeda-beda, selam dalam suatu panduan gejala tingkah lakunya. Dalam susunan itu termasuk pula kesatupaduan fungsi seperti sifat individu yang meliputi ketekunan, kejujuran, rendah ahti dan hal-hal yang berkenaan dengan pola-pola berinteraksi dengan individu lain, mengadakan kegiatan-kegiatan tertentu, mengadakan rspons terhadap suatu rangsang dan lain-lain.
Susunan dalam kesatupaduan itu bersifat dinamis,yaitu yang senantiasa berkembang secara tepat dan kadang-kadang berubah-ubah maju dan sejalan dengan pola-pola asal yang dimilikinya. Bahwa susunan yang dinamis itu bekerja dalam suatu sistem mekanisme psikofisis, artinya berjalan menurut gerak susunan yang teratur menjadi suatu kebulatan kerja yang utuh daripada aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah. Dan dngan demikian mengenai apa yang dinyatakan dalam bentuk gejala jasmaniahnya itu menunjukan hal-hal yang selaras dengan apa yang terkandung dalam aspek-aspek rohaniahnya.
Terdapatnya suatu bentuk susunan yang dinamis dari psikofisisnya itu sangat menentukan bagi individu untuk mengadakan penyesuaian diri dengan lingkungannya, secara unik. Dengan secara unik ini berarti bahwa tiap-tiap individu senantiasa berbeda dalam mengadakan penyesuaian terhadap lingkungan tersebut. Tidak semua orang mempunyai kesamaan yang tepat dalam penyesuaian diri dengan suatu lingkungan yang sama dan serupa. Dan yang demikian itu disebabkan karena adanya keunikan-keunikan tertentu bagi tiap-tiap individu.
II. Penggolongan Manusia
Ahli-ahli psikologi kepribadian telah banyak mengemukakan penggolongan tipe-tipe manusia yang didasarkan atas penelitiannya masing-masing. Maksud dari mrnyampaian iniagar dapat dipergunakan untuk memprediksi kepribadian agar dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan mudah. Penggolongan manusia menurut watak kepribadiannya ini pada pokoknya terbagi atas tiga sasaran penelitian, yaitu ditinjau dari aspek-aspek biologisnya atau jasmaninya, sosiologisnya atau hubungannya dengan lingkungannya dan dari segi psikologisnya atau sifat-sifat yang ada pada mental rohaninya.
Perggolongan manusia didasarkan aspek biologis dikemukakan oleh:
1. Hippocrates dan Galenus mengemukakan penggolongannya didasarkan atas anggpan bahwa didalam diri manusia terdapat 4 jenis cairan yang dapat mempengaruhi sifat dan tingkah laku individu yang bersangkutan. Pengaruh cairan yang lebih dominant akan dianggap sebagai tipe manusia yang sesuai dengan cairan tersebut. Dan keempat jenis cairan tersebut didapati :
a. tipe choleris atau empedu kuning yaitu penggolonga manusia yang dianggap suka marah, mudah tersinggung dan lain-lain.
b. Tipe melankonis atau empedu hitam yaitu penggolongan manusia yang dianggap mempunyai sifat-sifat rendah diri, cepat merasa sedih, murung, sering merasa putus asa dan lain-lain.
c. Tipe plegmatis atau cairan lender, yaitu penggolongan manusia yang banyak memiliki sifat-sifat seperti lamban, apatis, pemalas dan pasif
d. Tipe sanguinis atau cairan darah adalah penggolongan manusia yang banyak memiliki sifat-sifat : cekatan, periang dan aktif bekerja.
2. Kretcmer, membagi penggolongan manusia itu ditinjau dari segi bentuk dan susunan jasmaniahnya, sehingga penggolongannya sebagai berikut :
a. Tipe astenis atau leptosome yaitu penggolongan manusia yang memilki bentuk badan kurus da tinggi, dada sempit serta lengan kecil. Dan orang-orang yang demikian mempunyai sifat mampu berfikir kritis, dan kadang-kadang suka menkhayal.
b. Tipe piknis yaitu golongan manusia yang mempunyai bentuk badan gemuk dan bulat. Sifat-sifat yang dimilikinya adlah periang suka humor, mudah popular.
c. Tipe atletis yaitu yang mempunyai bentuk badan tinggi besar teguh kokoh. Sifat-sifatynag dimilkinya pemberaninya, mudah menyesuaikan diri, pendiriannya tteguh.
3. Sheldon, endasarkan penggologannya manusia atas tiga jenis golongan yaitu :
a. Tipe ektomrf yaitu orang yang mempunyai bentuk badan tinggi kurus dan mempunyai sifat antara lain : suka menyendiri dan kurang berhubungan dengan lingkugan social.
b. Tipe mesomorf yaitu orang yang berbadan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak pendek, harmonis. Dan sifat-sifatnya adalah giat bekerja dan mampu mengendalikan diri dan agresif.
c. Tipe endomorph yaitu orang-orang yang memiliki bentu badan besar, bulat, kaki dan tanganya pendek. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah tak banyak pikiran, suka makan, hidup mudah, senang bergaul dll.
Penggolongan diatas tidaklah mutlak, artinya ektomorf mutlak ataupun endomorph mutlak, karena itu ukurannya itu menggunakan standart dari mulai angka 1 sampai dengan 7. ukuran angka satu pada ektomorf umpannya berarti orang tersebut ektomorfnya kecil dan angka 7 berarti ektomorfnya terbesar. Orang yang bertipe: 2-2-6, berarti bahwa orang tersebutektomofnya berukuran 2 mesomorf berukuran 2 dan endomorfnya berukuran 6.
Penggolongan manusia didasarkan atas hubugan social dan disampaikan oleh:
1. Spranger mendasarkan penggolongan atas hubungan social dan membagi tipe-tipe sebagai berikut.
a. Tipe teoritis yaitu orang perhatiannya diarahkan kepada segi-segi yang berhubugan dengan masalah teori dan nilai-nilai seperti: sikap ingin tahu, ingin meneliti sampai tuntas, ahli filsafat dll.
b. Tipe ekonomis yaitu orang-orang yang memiliki sifat-sifat ingin memamfaatkan segala sesuatu agar ada faedahnya, usaha untk mencari laba sebesar-besarnya.
c. Tipe esthestis ialah orang yang suka menyayangi keindahan, seni dll.
d. Tipe social yaitu orang yang mempunyai siaftat-sifat senang bergaul, berusaha untuk bekerja sama bagi kepentingan umum dll.
e. Tipe politis yaitu orang yang dianggap mempunyai sifat-sifat senang berorganisasi, ingin berkuasa, suka memimpin kelompoknya dll.
f. Tipe religius yaitu penggolongan orang yang mempunyai siafat-sifat seperti: orang yang mempunyai keyakinan yang teguh pada agamanya, senang beribadat, sadar akan keadaan dirinya.
2. Muray, mengadakan penggolongan manusia itu kepada empat jenis golongan yaitu:
a. Tipe teoritis yaitu memiliki sifat berfikir logis dan rasional, menyenangi ilmu pengetahuan dll.
b. Tipe humanis yaitu orang yang memiliki sifat suka bergaul dan segi-segi yang berkenaan dengan kemanusiaan lainnya.
c. Tipe sensasionis yaitu orang yang memiliki sifat-sifta suka berkelana dengan kemanusiaan lainnya.
d. Tipe praktis yaitu golongan orang-orang yang mempunyai sifat giat bekerja tanpa memikirkan teorinya, seperti: para pakrja, parik, petani, pedagang dll
3. Kunkel mengadakan penggolongan manusia didasarkan atas dua tip[e yaitu: Inchhaftigkeit dan Sachlichkeit. Ichhaftigkait yaitu manusia yang lebih banyak usahanya untuk kepentingan dirinya sendiri, sedangkan saclichkeit adalah orang yang lebih banyak mementingkan masyarakatnya.
Penggolongan manusia didasarkan aspek psikologis disampaikan oleh:
a. Yung mendasarkan tipolgi penggologan manusia atas dasar minat dan perhatiannya dan membagi manusia menjadi dua tipe yaitu tipe introvert dan ekstrvert. Seorang yang introvert ialah orang yang segala sesuatu untuk memandang apa yang ada di luar dirinya senantiasa dinilai menurut ukurannya sendiri, menurut cita-cita dan pola berfikirnya sendiri. Orang semacam ini termasuk orang yang kuat pendirinnya. Seorang ekstrovert adalah orang yang segala sesuatu penilaiannya didasarkan atas pendapat obyektif yang berasal dari luar dirinya. Dengan demikian minat dan perhatiannya terpusat pada lingkungan.
b. Heyman mendasrakan typology atas dasar tiga fungsi manusia yaitu: emosionalitet, aktivitet dan fungsi sekunder. Fungsi emosionalitet yaitu fungsi yamg mempunyai sifat seperti perkataan suka berapi-api, kurang dapat menghormati orang lain, ingin menguasai orang lain, tegas, cita-citanya dinamis, perasaan merung ataupun sering suka berlebih-lebihan. Fungsi aktivitet yaitu sifat-sifat seperti pengamatanya baik, lincah, praktis luas pandangannya, tak mudah putus asa, periang dan baik kepada orang-orang dibawahnya. Fungsi sekunder yaitu fungsi yang mempunyai sifat-sifat tenang, tekun, hemat, acuh terhadap penghargaan dirinya, dapat dipercaya, wataknya tertutup.
Atas dasar ttga jenis fungsi tersebut diatas disusunlah penggolongan manusia menjadi delapan golongan yaitu :
a. tipe amorf yaitu orang yang kurang emosinalitet, kurang aktivitas dan kurang fungsi sekundernya.
b. Tipe sanguinis yait orang yang kurang emosionalitet, kurang sekudernya tapi positif aktivtas.
c. Tipe Flegmatis yaitu orang yang kurang emosionalitetnya, kurang aktivitetnya tapi positif sekundernya.
d. Tipe apatis yaitu orang yang kurang emosionalitetnya, kurang tapi positif sekundernya.
e. Tipe nervus yaitu orang yang positif emosionalitet, kurang aktivitas dan kurang sekundernya.
f. Tipe choleris yaitu orang-orang yang positif emosionalitetnya, positif aktivietnya, dan kurang sekundernya.
g. Tipe sentimental yaitu positif emosionalitetnya, positif aktivitetnya dan positif sekundernya.
h. Tipe gepasioner yaitu orang yang memiliki positif emosionalitetnya, positif aktivitetnya dan positif sekundenya.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Keturunan dan lingkungan berpengaruh pada perkembangan kepribadian ,Proses belajar merupakan suatu bentuk perkembangan karena adanya terjadi interaksi antara organisme yang dasarnya individual dengan lingkungan khusus tertentu. Sebagai hasil dari interaksimaka terbentuklah koneksi antara kebutuhan- kebutuhan dan respon dengan tingkah laku yang mengubah tingkah laku tertentu .Koneksi koneksi antara kondisi – kondisi jaringan dalam bentuk tingkah laku tertentu terbentuk dalam 2 macam proses yaitu
1. Kanalisasi.
Istilah kanalis adalah proses yang memberi jalan tersalurnya motif atau konsentrasi energi dalam tingkah laku .di dalam diri individu terdapat daerah tertentu yang berfungsi sebagai reservoir energi. Energi terbagi kedaerah –daerah lain melewati saluran – saluran. Individu yang telah mengalami kanalisasi energinya dapat di salurkan ke seluruh daerah sehingga dapat di gunakan untuk berbagai tujuan . Kekuatan kanalisasi itu dapat di perhitungkan dan tergantung kepada empat Faktor yaitu
a. Kekuatan kebutuhan ,yaitu konsentrasi dalam jaringan
b. Intensitas kepuasan ,yaitu besarnya perobahan tegangan
c. Taraf atau fase perkembangan tertentu
d. Frekwensi kepuasan
Keempat factor tersebut berhubungan secara fungsional. Seorang mungkin mempunyai suatu kebutuhan yang lkemah dan pemuasan yang tipis,namun kalau pengalaman mengenai ini seringkali di ulangi maka
2. Persyaratan
Memberikan persiapan kepada idividu mengenai kepuasan yang akan dialami, di samping itu persyaratan juga mempunyai fungsi menimbulkan tegangan tingkah laku.
Kanalisasi dan persyaratan kedua-duanya adalah hal yang menjelaskan segala poola tingkah laku yang di pelajari. Apabila seseorang telah belajar mengerjakan sesuatu yang langsung memberikan kepuasan,maka itu adalah kanalisasi,jika seseorang telah mengerjakan sesuatu yang di pandang dari segi kepuasan langsung bersifat netral,akan tetapi ternyata merupakan jalan untuk di dapatkan kepuasan,maka itu adalah persyaratan.
Struktur kepribadian / pembentukan kepribadian
Membentuk kepribadian kata Sigmund frued dimulai dari, id, ego, dan super ego. Karena id adalah sumber dari motif yang paling dalam sedangkan motivasi merupakan motor berprilakunya seseorang yang mencerminkan kepribadian. Super ego adalah kenamaaan atau kebudayaan dan nilai kesatuan yang mengatur tingkah laku / aktivitas dan akan menunjukan kepribadian seseorang.
Pola Kepribadian Abnormal
I. Pengertian pola Kepribadian Abnormal
Didalam Psikologi dikenal tingkah laku yang menyimpang dari tingkah laku yang normal. Penyimpangan tingkah laku ini disebabakan oleh adanya kelainan psikis pada orang-orang yang bersangkutan. Cabang psikologi yang khusus mempelajari kelainan psikis disebut psikopatologi atau psikologi abnormal, sedangkan usaha menyembuhkan kelainan-kelainan ini dilakukan dalam psikologi klinis. Kelainan-kelainan psikis sering pula disebabkan oleh penyakit-penyakit badaniah. Disamping itu, kelainan psikis dapat juga dianggap penyakit kejiawaan. Oleh karena itu, kelainan psikis dipelajari juga oleh ilmu kedokteran , khususnya cabang psikiatri.
Perbedaan antara psikolgi klinis dengan psikiatri adalah perbedaan metode pendekatan. Psikologi klinis menangani kasus kelainan psikis dari sudut psikologi. Jadi teknik-tekniknya adalah teknik yang biasa dipergunakan dalam psikologi seperti pemeriksaan psikologis, wawancara., observasi, pemerian nasehat dan usaha penyembuhan secara psikologis disebut psikoterapi. Psikiatri dilain pihak, memandang kelainan psikis dari sudut ilmu kedokteran, jadi sudut penyakit dan cara pengobatannya. Teknik yang dipergunakan psikater adalah teknik-teknik kedokteran yaitu obat-obatan. Seorang psikater jadinya adalah seorang dokter sedangkan seorang psikolog bukanlah dokter.
Beberapa kelaianan dalam diri manusia secara umum diakibatkan oleh karena kurang berhasil dalam menyesuaikan diri. Batasan manusia yang dapat menyesuaikan diri adalh:
1. Dengan sempurna memenuhi segala jenis kebutuhannya dengan tanpa meleih-lebihkan atau mengurangi kepentingan suatau kebutuhan lain.
2. tidak menggangu manusia lain dalam melakukan penyesuaian yang serupa atau dalam memenuhi kebutuhan.
3. melaksanakan pertanggungjawaban dengan sewajaranya terhadap sesame manusia/masyarakat
Perumusan ini didasarkan atas dasar anggapan dasr bahwa seseorang bertingkah laku didorong oleh kebutuhan yang ada dalam dirinya. Dengan konsep ini, manusia dilihat sebagai organisme yang aktif didunia ini. Konsep kepribadian memandang bahwa individu adalah organisme yang dinamis, dalam rangka saling berganti timbul berbagai kebutuhan. Oleh karena itu individu selalu memikirkan cara-cara memnuhi kebutuhan.
Orang yang banyak mengalami ketakpuasan dalam berjenis-jenis kebutuhan, akan mengalami masa yang mngacaukan ketentraman hisdupnya. Orang ini disebut orang yang memiliki penyesuaian yang tak wajar ataupenyesuaian psikologisnya tidak wajar. Kesehatan mentalnya dianggap kurang baik, hal ini berarti tidak sanggup atau tidak berhasil menyelaraskan kebutuhannya dengan situasi di sekitarnya. Jadi jelasnya dalam penyesuaian diri haruslah berlangsung sedemikian rupa hingga tida memperkosa usaha manusia lain dalam pemenuhan kebutuhan masing-masing.
Untuk dapat menyimpulkan bahwa pengertian individu dimulai dengan usaha penyesuaian diri bagi seorang individu dimulai menyesuaikan diri dengan masyarakatnya, harus bertindak bijaksana tidak menggangu kehidupan orang lain, malahan kalau dapat menolong orang lain. Menyimpang ketentuan ini dapat dikatakan kepribadian abnormal.
II.Jenis-Jenis Kepribadian Abnormal
1. Psikopatologi
Bentuk gangguan prose berfikir adalah penyimpangan diri pikiran rasional, logis dan bertujuan. Pikiran austik ditujukan oleh adanya fantasi-fantasi di bawah sadar yang berhubungan dengan penarikan diri secara social. Tidak dapat dikoreksi berdasarkan realita seperti halnya pikiran normal. Pikiran yang terhalang terlihat pada proses pembicaraan yang tiba-tiba berhenti. Gangguan asosias yamg mengarah pada tidak adanya kesinambungan arus pembicaraan yang meningkat dan arus pembicaraaan yang meningkat dan sukar dipotong. Ide melompat-lompat sangat cepat, melompat dari satu subyek ke subyek lainya yang longgar ikatanya serta menyimpang dalam respon terhadap rangsangan lingkungan. Termasuk perkataan jenaka. Kurang dapat memhami arti kata bila didikte. Pembicraan yang melompat-lompat seperti pada depresi, mungkin merupakan bagian dari gambaran umum retardasi psikomotor. Menolak berbicara baik karena alasan yang didasari maupun yang tidak disadari.
Gangguan isi pikiranmuncul dalam bentuk obsebsi yaitu fikiran patologis yang menetap dan berulang-ulang atau impuls yang dihapuskan secara sadar dengan cara-cara yang masuk. Dalam kedaan tenang pasien mengetahui bahwa hal tersebut tidak ada dasar rasional dan semata-mata disebabkan oleh proses psikolgis yang ada dalam dirinya, bukan oleh sebab dari luar. Resistensi terhadap pikiran/impuls itu akan dikuti oleh ansietas. Pada neurosis obsesi kompulsi dapat menimbulkan gangguan tingkah laku yang hebat.
Gangguan fungsi intelektual antara lain terganggunya tingkat kesadaran yang merupakan gangguan organic yang menimbulkan konfusio dimana terdapat disorientasi waktu, tempat dan peorangan disertai dengan perasaan binggung. Pada kesadaran yang berkabut terdapat gangguan yang sama pada persepsi dan perhatian serta diikuti oleh amnesia. Gangguan intelektual lainnya adalah hilangnya kesadaran yang dalam akibat kuasa organic (koma). Pada tingkat koma yang terdalam dapat disertai hilangnya semua respons dan malahan reflek-reflek. Apabila keadanan yang secara relative tidak responsive terhadap sekitarnya, padahal kesadaran penuh disebut stupor.
Gangguan orientasi mencakup kemampuan untuk mengetahui lingkungan, waktu dan tempat yang berhubungan dengan dirinya atau mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Ini memerlukan data eksteroseptif yang adekuat, daya ingat sekarang yang efektif dan penyesuaian intelektual yang tepat terhadap[ realita luar meliputi waktu, tempat dan orang. Hal ini mungkin berkaitan dengan gangguanh organic, tetapi factor psikologis dapat menyebabkan disorientasi seperti pada dissosiasi hysteria.
Gangguan daya ingat meliputi:
1. Registrasi: terganggunya pada penurunan kesadaran dan kewaspadaan sebagai akibat dari alcohol, obat-obatan atau gangguan organic lainnya pada susunan syaraf pusat. Factor psikologis termasuk kecemasan yang hebat dan keadaan panik.
2. Retensi: kerusakan yang sangat cepat pada kurva lupa dapat terjadi pada penyakit organic tertntu, misalnya psikosis korsakoff.
3. Recall: amnesia adalah ketidakmampuan merecall pengalaman masa lalu baik sebagian maupn seluruhnya. Ketidakmampuan secara psikologis biasanya berkaitan dengan kesulitan emosional selektif terhadap peristiwa yang menyakitkan, baik sekarang masa lalu dan mungkin dapat meng ingat kembali. Penting diingat bahwa penyakit amnesia histerik yang tipikal dapat timbul sebagai sebagai gejala tambahan dari gangguan otak organi yang mendasarinya serta mungkin dapat dicetuskan.
4. Déjà vu, pengenalan dimana situasi baru secara salah dikenali sebagai ulangan pengalaman sebelumnya. Bisanya terjadi pada keadaan normal, keadaan cemas dan epilepsy.
5. Jamais vu, illusi dari pada kegagalan untuk mengenal situasi yang familiar.
6. Konfabulasi, pengisian celah-celah ingatan yang hilang dengan pengalaman imaginer yang oleh pasien sendiri dipercayai kebenarannya.
7. Difsia dan afasia, gangguan daya ingat spesifik terhadap kata-kata atau ucapan-ucapan, berkaitan dengan gangguan otak organic pada lobus temporalis yang dominant (pusat bicara) dan daerah sekitarnya.
Gangguan persepsi merupakan gangguan kesadaran terhadap obyek, kualitas dan hubungan yang timbul sesudah stimulasi tehadap organ-organ sensorik perifer berbda dengan kesadaran yang diakibatkan distorsi pengalaman visual. Gangguan persepsi meliputi:
1. Ilusi merupakan salah tafsir persweptual terhadap pengalaman sensorik eksternal. Sering dipengaruhi oleh keaadaan afektif yang dominant, misalnya kecemasan yang dapat mengakibatkan distorsi pengalaman visual.
2. Halusinasi persepsi yang nyata terhadap obyek eksternal pada saat tidak ada obyek nyata tersebut. Peristiwa psikologik internal secara salah dinggap berasal dari sumber-sumber eksternal. Apabila disebabkan oleh factor-faktor organic, maka mungkin terjadi gangguan kesadaran. Penyebab-penyebab organic termasuk obat-obat halusiogenik, epilepsy, delirium karena agen-agen toksin atau keadaan lepas obat/alcohol. Penyebab-penyebab psikologik termasuk skizofrenia secara tipikal halusinasi dengan kesadaran yang jernih. Bisa juga hipnogogik (sebelum tidur) atau hipnopompik (keadaan terbagun).
Gangguan afek yaitu perasaan yang menyertai suatu ideasi. Sinonim dengan emosi. Mood menunjukan suatau keadaan afektif yang bertahan lama. Afek mungkin bias dangkal, tidak serasi (tidak berhubungan dengan serangan atau situasi), labil atau secra kualitatif berubah seperti pada depresi, efria, cemas atau marah. Secara kosekuensi terjadi perubahan tingakh laku seperti agresi, mungkin sangat erat hubungan dengan gangguan afek. Macam afek terdiri dari:
1. Ansietas yaitu suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan perasaan kuatir, terancam atau datangnya bahaya. Berkaitan dengan perubahan pola somatic dan otonomik yang karekteristik seperti: banyak keringat, tremor, mulut kering, jantung berdebar dan perasaan tertekan secara subyektif, bias mengambang atai terjadi fobia bila dihadapkan pada obyek atau situasi spesifik.
2. Depresi adalah variasi dari perasaan murung yang ringan sampai melankolia yang dalam serta putus asa. Apabila berat mungkin ada gangguan iedasi sekunder (menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak berguna, hipokondriasis, pikiran-pikiran ingin bunuh diri).
3. Eforia dan elasi adalah peningkatan perasaan dengan rasa sejahtera fisik dan emosional disertai dengan perasaan optimis terhadap situasi kehidupannya. Bila patologis, biasanya jelas tampak berlebihan dan tidak serasi, kemudian diikuti dengan keyakinan yang berlebihan, peningkatan aktivitas motorik dan hendaya dalm kelainan.
4. Ambivalensi adalah terdapatnya emosi dan sikap yang berlawanan pada waktu yang sama terhadap obyek atau situasi yang dihadapi. Suatu penyebab umum dari perasaan yang berubah-ubah atau osilasi antara eforia yang ringan dan depresi/ansietas (siklotimia).
5. depersonalisasi yaitu perasaan tidak riel dan asing terhadap diri sendiri. Dapat merasa seolah-olah seperti diluar dirinya dan merasa terpiasah dari dirinya sendiri
6. Derealisasi yaitu hilangnya perasaan realita terhadap sekelilingnya. Erat berkaitan dengan depersonalisasi. Dapat muncul bersama dengan yang hebat pada keadaan fobik tertentu.
Gangguan tingkah laku erat berhubugan dengan afektif, kognitif dan fungsi mental perceptual. Gangguan tingkah laku meliputi:
1. Aktivitas berlebihan misalnya agitasi dimana keadaan aktivitas motorik yang tidak pernah berhenti sebagai manifestasi dari ketegangan emosional. Hiperkinesis pada anak-anak mungkin berkaitan dengan gangguan organic atau emosional.
2. Aktivitas menurun misalnya depresi retardatif dapat mengakibatkan perlambtan respons dan berakhir dengan keadaan stupor. Kleadaan psikastenia yang disebabkan karma kecemasan dan membatasi aktivitas akibat perasaan kelelahan dan kehabisan tenaga. Keadaan stupor katatonik pada penderita skizofrenia dapat memperlihatkan tidak adanya aktivitas dalm waktu yang lama.
3. Menelantarkan diri yang mungkin berkaitan dengan:
a. Retardasi dan pikiran-pikiran futilitas (tidak berguna) pada psikosis defresif.
b. Preokupasi dengan fantasi dan waham pada skizofrenia.
c. Kegembiraan dan kurangnya daya penilaian pada hipomania.
d. Hendaya intklektual pada dimensia.
4. Gerakan-gerakan abnormal, misalnya steriotipi yaitu pembicaraan atau perbuatan yang diulang-ulang biasanya terjadi pada skizofrenia kronik. Manerisme yaitu gerakan-gerakan normal yang dilakukan dengan teliti dan aneh, biasanya terdapat pada skizofrenia kronik. Ekolalia yaitu pengulangan patologis dengan meniru pembicaraan orang lain disebut ekopraksia bila meniru gerakan. Fleksibilitas serea yaitu mempertahankan posisi aneh seperti pada hypnosis atau pada skizofrenia katatonik. Negativesme yaitu melawan sugesti, cederung melakukan yang berlawanan, seperti yang terlihat pada skizofrenia katatonik.
2. Kelainan Seksual
Ada dua macam kelainan tingkah laku seksual yaitu kelainan pada obyeknya dan kelainan pada caranya:
1. kelainan pada obyeknya, disini cara seseorang memuaskan dorongan seksualnya adalah normal, tetapi byek yang dijadikan sasaran pemuasan yang lain dari biasanya.pada manusia normal, obyek tingkah laku seksual adalah manusia dari lawan jenisnya, tetapi pada orang yang menderita kelainan seksual jenis obyek ini obyeknya bias berupa orang dari jenis kelamin yang sama (homoseksual pada laki-laki lesbian pada wanita), anak bawah umur fedofili, hewan sodomi, pakaian fetisisme dll.
2. Kelainan pada caranya, obyek pemuasan seksual tetap lawan jenisnya, tetapi caranya yang tidak biasa, misalnya memamerkan alat kelamin (ekshibionis), mengintip (voyeuris), menyakiti pasangannya atau disakiti oleh pasanganya (sadis atau masokhis).
3. Psikoneurosis
Psikoneurosis pada hakekatnya bukanlah suatu penyakit. Orang-orang yang menderita psikoneurosis pada umumnya dapat disebut sebagai orang normal. Yang diderita oleh orang neurosis adalh ketegangan pribadi yang terus menerus. Orang tersebut tidak dapat mengatasi konflik-konflinya sehingga ketgangan tidak kunjung reda, dan akhirnya menjadi neurosis.
Psikoneurosis dapat disebabkan baik oleh factor-faktor yang dating dari luar maupun factor yang terdapat dalam diri sendiri. Gejala neurotis tidak perlu timbul segera sesudah terjadinya factor penyebabnya. Gejala ini timbul sedikit demi sedikit kadang-kadang prosesnya makan waktu bertahun-tahun sehingga konflik yang terjadi dimasa anak-anak varu tampak gejala psikoneurosisnya disaat orang itu sudah dewasa.
Berbagai macam psikoneurosis sesuai gejalanya dapat digolongkan:
1. Neurosis ansietas (Anxiety Neurosis): gejala psikoneurosis jenis ini adalah adanya rasa kuatir atau was-was yang terus-menerus dan tak beralasan
2. Histeria: penderita psikoneurosis jenis ini secara tidak sadar meniadakan fungsi salah satu anggota tubuhnya sendiri, sehingga sekalipun secara organis tidak ditemui adanya kelainan, anggota tubuh itu tidak dapat menjalankan fungsinya dan orang tersebut menjadi lampuh, buta atau tuli tergantung anggota tubuh mana yang dibuatnya tidak berfungsi.
3. neurosis obsesif-konfulsif: jenis ini ditandai oleh adanya pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan tertentu yang terus-menerus.
Psikoneurosis disebut juga sebagai kelainan mental yang kecil oleh karena selain gejala-gejala yang ada pada orang yang bersangkutan, orang tersebut sepenuhnya normal. Ia masih dapat bergaul bekerja, belajar dan sebagainya seperti orang-orang lainnya.
4. Psikosis
Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang besar (psychosis mayor), karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang-orang lain disekitarnya perbeadaan antara psikosos dan psikoneurosis adalah sebagai berikut:
1. Tingkah laku umum
NEUROSIS yang terpengaruh hanya sebagian dari kepribadian, individu sebagai keselurhan tidak terganggu masih ada kontak dan realitas.
PSIKOSIS seluruh kepribadian terpengaruh, tidak ada kontak denganrealitas.
2. Gejala
NEUROSIS tidak menetap hanya sedikit terhambat dalam parisipasi social jarang ada gangguan dalam berbicara.
PSIKOSIS menetap dan mangkin lama mangkin buruk pada umumnya tidak mampu melakukan partisipasi social, seringkali ada gangguan dalam bicara.
3. Orientasi
NEUROSIS pada umumnya tidak kehilangan orientasi terhadap lingkungan.
PSIKOSIS kehilngan orientasi pada lingkungan.
4. Pemahaman
NEUROSIS dapat memahami tingkah lakunya sendiri.
PSIKOSIS tidak dapat memahami tinkah lakunya sendiri.
5. Aspek social
NEUROSIS tingkah laku jarang yang membahayakan diri sendiri atau orang lain jarang memerlukan perawatan rumah sakit.
PSIKOSIS tingkah laku membahayakan diri sendiri dan orang lain sering kali perlu dirawat dirumah sakit.
6. Perawatan
NEUROSIS penderita mudah diatur hasil perawatn lebih menetap.
PSIKOSIS pensderita suksr diatur sukar dicapai kesembuhan yang tetap.
Jenis-jenis psikosis adalah sebagai berikut:
A. Psikosis fungsional
1. Skizofremi
Pada penderita skizofremi biasanya terjadi apa yang disebut perpecahan kepribadian, yaitu pikiran, perasaan dan perbuatannya berjalan sendiri-sendri tanpa ada hubungan antara satu dengan lainnya.
Gejala-gejala:
a. Pola piker dan alam perasaan tidak teratur, apa yang dikatakan tidak sesuai dengan apa yang dirasakan.
b. Apati yaitu tidak menunjukan perasaan pada situasi yang seharusnya menimbulkan reaksi-reaksi emosional.
c. Tingkah laku bizar yaitu tingkah laku yang arah eksentrik dan tidak dapat mengerti
d. Seklusif arah minat dan kontak social sangat dipersempit, lebih suka menarik diri dan menyendiri.
e. Delusi atau waham yaitu faham atau anggapan tentang diri sendiri yang sangat diyakini tetapi tidak didasari oleh kenyataan misalnya: merasa dirinya Napoleon, utusan Tuhan, mendengar suara-suara gaib dll.
f. Tidak mau mengikuti kebiasaan manusia normal seperti berpakaian.
Jenis-jenis skizofreni banyak sekali antara lain:
a. Reaksi simple yaitu jenis yang hanya menunjukkan gejala-gejala diatas tanpa ada komplikasi lain.
b. Reaksi hebefrenis disertai tanda-tanda kemunduran mental.
c. Reaksi katatonis disertai tingkah laku motorik yang tidak terkontrol.
d. Reaksi paranoid disertai kecurigaan dan kebencian terhadap orang-orang lain tanpa didasari alas an yang jelas.
2. Paranoia dan kondisi paranoid
Psikosis ini ditandai oleh adnya kecurigaan yang tidak beralasan yang terus-menerus yang pada puncaknya dapat menjadi tingkah laku agresif. Kondisi paranoid adalah jenis yang merupakan bentuk antara skizofreni reaksi paranoid dan paranoia. Gejalanya belum begitu hebat. Paranoia di lain pihak adalah jenis yang sudah lanjut ditandai oleh halusinasi dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berpikir makin kacau, dan tingkah laku makin tidak normal.
3. Psikosis Manis Defresif
Jenis psikosis ini terutama manyangkut aspek emosi penderita. Penderita mudah menjadi sangat gembira atau sangat sedih, sangat agresif atau diam seperti patung.
B. Psikosis Organik
Berbeda dari psikosis fungsional yang penyebabnya semata-mata adalah factor kejiwaan (tidak ada kelainan tubuh fisiologik), maka psikosis organic factor penyebabnya terutama adalah factor kelainan-kelainan fungsi-fungsi anggota tubuh atau kelainan fungsi anggota tubuh. Misalnya karena usia tua (senil) yang menyebabkan penyepitan pada pembuluh darah di otak sehingga orang tua yang bersangkutan bertingkah laku seperti psikosis. Dalam beberapa kasus, psikosis ini diturunkan, jadi merupakan bakat yang sudah terdapat pada benih sejak terjadinya pembuahan dalam rahim (psikongenital).
5. Psikopati
psikopati adalah kelainan tingkah laku anti social. Orang yang bersangkutan seolah-olah tidak mempunyai hati nurani, ia berbuat semuanya sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dalam bentuk ekstimnya seorang psikopat dapat menjadi pembunuh berdarah dingin atau penipu ulung. Beberapa jenis psikopati antara lain:
1. jenis yang simpatik tetapi tidak bertanggung jawab. Tingkah lakunya yang sopan dan menarik digunakannya untuk menipu atau menjerumuskan orang lain.
2. jenis yang memusuhi dan memberontak terhadap semua hal yang tidak disukainya. Orang seperti ini biasanya membandel, nakal dll
3. jenis hipokondris yaitu selalu berbuat seolah-olah kesakit-sakitan, tidak berdaya, agar perhatian semua orang tertumpah padanya dengan demikinan ia dapat merugikan orang lain, karena waktu orang lain habis untuk merawat dia saja.
4. jenis yang anti social, yang betul-betul tidak peduli akan kepentingan orang lain, bahkan jiwa orang lain tidak diperhatikannya. Seorang psikopat dari jenis ini dapat mencuri, membunuh, melakukan kejahatan seks dan sebagainya, tanpa ia sendiri merasa bersalah dan berdosa
Penderita psikopat biasanya tidak merasakan sendiri penyakitnya, mereka tidak merasa adanya kelainan dalm dirinya, dan kelainan itu sukar sekali dihilangkan seumur hidupnya. Namun, masyarakatlah yang menderita, bukan individu yang bersangkutan. Oleh sebab itu psikopati disebut juga sebagai sosiapati.
KONSEP DASAR PSIKOLOGI
I. Sejarah Psikologi
Istilah psikologi sering disamakan dengan ilmu jiwa, arti kedua istilah menurut isinya sebenarnya sama, sebab kata psikologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari Psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikinan ilmu jiwa merupakan terjemahan dari psikologi. Dalam penggunaan kedua istilah terdapat beberapa perbedaan yaitu:
a. Ilmu jiwa merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal umum, sedangkan psikolgi merupakan istilah ilmu pengetahuan sehingga digunakan secara ilmiah.
b. Ilmu jiwa digunakan lebih luas daripada psikolgi. Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khayalan dan spekulasi mengenai jiwa. Sedangkan psikologi pengetahuan yang diperoleh dengan sistematis melalui metode-metode ilmiah yang megandung beberapa syarat yang telah dimufakati oleh para sarjana Psikologi.
Dengan demikian dapat diambil pengertian bahwa apa saja yang disebut ilmu jiwa belum tentu psikolgi tetapi psikologi mesti ilmu jiwa. Perbedaan ini untuk memberikan gambaran yang tepat dalam penggunaan ilmu jiwa dan psikolgi.
Psikologi jaman modern tidak dapat disamakan dengan ilmu jiwa pada jaman Plato, Aristotles, dua orang Yunani yang termasyur dalam ilmu jiwa. Pada jaman dahulu psikologidisejajarkan dengan ilmu kerohanian, teologi bahwa jiwa manusia memiliki daya-daya yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan bagian-bagian lain yaitu jasmani. Kecepatan reaksi manusia diukur dengan reaksi yang tampak pada gerak-gerik raga. Dan karena itulah ilmu jiwa-raga merupakan suatuilmu pengetahuan alam yang eksata, sejajar dengan ilmu pengetahuan biologi atau ilmu fisiologi. Namun demikian psikologi disamping merupakan ilmu pengetahuan social. Dengan demikian istilah psikologi menunjukan kepada ilmu pengetahuan yang bercorak ilmu rohaniah, ilmu eksata dan social jaman modern.
Sebenarnya sejak berabad-abad lamanya mausia telah berilmu jiwa, telah memikirkan dengan khusus hakekat manusia dan jiwa makluk didunia. Pemikiran ini bersifat filsafati terutama untuk mencari pengetahuan dasar dan hakikat ilmu jiwa itu. Corak pemikiran jaman lampau adalah bahwa jiwa manusia dianggap sesuatu yang konstan dan tidak berubah, dan jiwa manusia dapat dianalisis kedalam unsure-unsur sendiri secara terpisah satu sama lain (atomistis). Dengan cara ini diharapkan jiwa dapat dipahami.
Pandangan atomistis tampak pada pemikiran kaum filsuf sejak Plato sampai dengan pertengahan abad ke-19 yang ketika itu ilmu jiwa masih merupakan cabang dari ilmu filsafat dan belum berdiri sendiri sebagai ilmuyang mempunyai metode ilmu tersendiri.Pandangan atomistis berakhir setelah lahir aliran experimental psychology yang tidak hanya berfilsafat saja mengenai gejala jiwa, tetapi juga menelitinya secara empiris dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang seobjektif mungkin. Dengan metode penelitian yang objektif lambat-laun lahirlah psikologizaman modern. Dengan demikian dapat dibedakan sejarah psikologi yaitu:
a. psikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan filsafat.
b. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan otonom.
II. ruang Linkup Psikologi
Psikologi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Psikologi teoritis dibedakan menjadi 2 yaitu; psiologi umum dan psikologi khusus.
b. Psikologi terapan.
Psikologi teoritis yang mengeruaikan dan menyelidiki aktivitas-aktivitas psikis pad umumnya dari manusia dewasa dan normal, mencakup intelegensi, perasaan, kehendak, motif dan seterusnya disebut psikologi umum. Tujuan psokologi umum mencari dalil-dalil umumj dari aktivitas manusia dan melahirkan teori-teori psikologi.
Sedangkan psikologi teoritis yang mnyelidiki segi-segi khusus dari kegiatanpsikis manusia disebut dengan psikologi khusus yang terdiri dari;
a. Psikologi perkembangan, menguraikan perkembangan aktivitas psiko manusia sejak kecil sampai dewasa. Psikologi perkembangan terbagi dalam:
1. Psikologi anak
2. Psikologi pemuda
3. psikologi orang dewasa = psikologi umum
4. psikologi orang tua
b. psikologi kepribadian dan tipologi yang menguraikan mengenai struktur kepribadian manusia sebagai suatu keseluruhan, serta mengenai jenis dan tipe kepribadian manusia.
c. Psikologi social yang menguraikan tentang aktivitas manuisa dalam hubungannya dengan situasi social, seperti situasi kelompok, situasimassa.
d. Psikologi pendidikan yang menguraikan dan menyelidiki aktivitas manusia dalam situasi pendidikan, situasi belajar dll.
e. Psikologi diferensial dan psikodiagnotis yang mengeraikan tentang perbedaan-perbedaan antar individu dalam kecakapan, intelegensi, cirri-ciri kepribadian dan cara menentukan perbedaan tersebut.
f. Psikologi yang menguraikan tentang aktivitas manusia yang berjiwa abnormal.
Semua Kecabangan Psikologi diatas diajarkan di fakultas – fakultas psikologi di perguruan tinggi di Indonesia. Psikologi khusus masih berkembang secara terus – menerus dan dapat di tambah lagi dengan beberapa kcabangan misalnya Psikologi Kriminal
PERILAKU MANUSIA
1. Pengertian Perilaku Manusia
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam iri manusia. Ada anggapan dasar bahwa manusia berperilaku karma dituntut oleh dorongan merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan yang harus terpuaskan.kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang menentukan kelangsungan hidup manusia seperti makan, minum, perlindungan diri dan jenis. Sedangkan kebutuhan yang lainya hanyalah merupakan kebutuhan tambahan.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan peran manusia sebagai makluk individu, social dan ketuhanan. Apabila manusia dapat menyesuaikan diri dengan baik itulah yang disebutdengan bahagia. Ada bberapa hal yang perlu dijadikan pedoman dalam penyesuaian diri yaitu:
a. Dapat memenuhi segala kebutuhan dengan tidak menambah dan mengurangi.
b. Tidak menggangu manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Melaksanakan pertanggungjawaban denagn sewajarnya dengan sesama.
Beberapa sarjana psikologi mendefenisikan manusia antara lain: E. Cassirer menyatakan “manusia adlah makluk”. Dan Plato merumuskan “manusia bukan dipelajari berasarkan kehidupan pribadi akan tetapi kehidupan social dan politiknya” sedangkan menurut faham filsafat manusia adalah eksistensi. Manusia tidak hanya ada atau berada di dunia, tetapi mengada. Cirri perilaku yang membedakan dari makluk-makluk lain adalah dalam, kesepakatan social kelangsungan perilaku, orientasi tugas, usaha dan perjuangan serta keunikan.
Kepekaan social berarti kemampuan untuk menyesuaikan perilaku dengan harapan dari pandangan orang lain. Manusia adalah makluk soaial yang harus hidup dengan orang lain dan selalu memerlukan kerja sama dengan sesame.
Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadic (timbul dan hilang saat-saat tertentu), tetapi salalu ada kelangsungan kontinuitas antara satu perbuatan dengan perbuatan yang lainnya. Tiap-tiap perilaku selalu mengarah pada suatu tugas trtentu. Hal ini nampak jelas pada perbuatan-perbutan belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada perilaku lain yang nampaknya tidak ada tujuannya, mislnya pada kucing.
Keunikan perilaku berbeda dari lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu mempunyai cirri-ciri, sifat-sifat tersendiri yang membedakan dari manusia lainnya. Tidak ada dua manusia yang sama di dunia ini. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan anspirasi-aspiransinya untuk masa yang akan dating menentukan perilaku di masa kini dank arena tiap orang mempunyai pngalaman dan anspirasi yang berbeda-beda,maka perilaku di masa kini pun berbda-beda.
II. Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
1. Keturunan
Keturunan sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari Tuhan Yang MAha Esa. Keturunan sering disebut pula dengan pembawaan, heredity. Tiori tentang keturunan disampaikan oleh Gregor Mendel yang dikenal dengan hipotesa genetika. Tiori Mendel menyatakan bahwa:
a. Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh factor keturunan.
b. Tiap pasangan merupakan penentu alternative bagi keturunannya.
c. Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan memisah dan menerima pasangan factor ketrunan.
Dalam suatu percobaan perkawinan akan menghasilkan generasi baru 50% dan 25,25 sesuai dengan induknya. Pengaruh factor keturunan bagi perilaku diperlukan pegembangan masa pertumbuhannya. Dalam keturunan terdapat beberapa azas yaitu:
1. Azas reproduksi yaitu kecakapan dari Ayah atau Ibu tidak dapat diturukan kepada anaknya karena kecakapan merupakan hasil belajar tiap individu.
2. azas variasi yaitu penurunan sifat dari orang tua pada keturunannya terdapat variasi baik kualitas maupun kuantitas.
3. azas regresi fillial yaitu adanya penyusutan sifat-sifat orangtua yang diturunkan kepada anaknya.
4. azas jenis menyilang yaitu apa yang diturunkan yaitu apa yang diturunkan kepada anak mempunyai sasaran menyilang. Ibu akan menurunkan lebih banyak sifatnya pada laki-laki dan ayah akan menurunkan lebih banyak kepada anak perempuannya
5. azas komfromitas yaitu setiap individu akan menyerupai cirri-ciri yang diturunkan oleh kelompok rasnya.
2. Lingkungan
Lingkungan sering disebut miliu, environment atau jaga disebut nurture. Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individi dalam berperilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia. Lingkungan dapat digolongkan:
1. lingkungan manusia. Yang termasuk kedalam lingkunga ini adalah keluarga, seolah dan masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan, agama taraf hidup dll.
2. lingkungan benda yaitu bendayang terdapat disekitar manusia yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang berada disekitarnya.
3. lingkungan geografis. Latar geografis turut mempengaruhi corak kehidpan manusia
lingkungan social manusia menerima, mempertahankan dan melanjutkan warisan hasil ciptaan tersebut dinyatakan melalui lingkungan berbeda. Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu:lingkungan membuat wajah budaya bagi individu. Dengan lingkungan mempengaruhi perilaku manusia sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluksosial yang keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan kebudayaan bagi dirinya sendiri. Lingkungan sebagai wajah budaya bagi indiviu berarti pula bahwa individu sendiri berperan sebagai pusat dari lingkungan tersebut. Dengan individu menjadi pusat lingkungan maka dalam berhadapan dengan lingkugan tersebut memungkinkan timbulnya peranan lingkungan bagi individu sebagai berikut:
1. lingkungan sebagai alt bagi individu: alat untuk kepentingan individu, alat untuk kelangsungan hidup individu dan alat untuk kepentingan dalam pergaulan bebas.
2. lingkungan sebagai tatangan bagi individu. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu kare3na lingkungan itu dapt merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya.
3. lingkungan sebagai sesuatu yang harus diikuti. Sifat manusia senantiasa ingin mengetahui sesuatu dalam batas-batas kemampuannya.
4. lingkungan objek penyesuaian diri bagi individu. Lingkungan mempengaruhi individu, sehingga ia berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan tersebut
3. Pengaruh keturunan dan linkungan terhadap cirri-ciri perilaku individu
Yang dimaksud individu adalah manusia sebagai kesatuan yang terbatas yaitu manusia perseorangan, yang sering juga disebut orang. Manusia waktu dilahirkan tidak dapat berdaya sama sekali, dan dalam ketidakberdayaan memerlukan bantuan orang lain. Mangkin besar bayi tersebut mankin berkembang sifat-sifat yang menunjukan perbedaan dengan yang lain yang merupakan keunikan.
Pembawaan dan lingkungan mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia para sarjana psikologi mendebatkan hal tersebut. Ada yang berpendapat perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh pembawaan dari lahir. Jadi apakah seseorang itu akan menjadi dokter atau jenderal dll, semuanya ini ditentukan sejak lahir yaitu sesuai dengan pembawaannya. Pendapat ini disebut dengan aliran Nativisme dengan tokoh utamanya Schorpenhauer. Aliran ini juga menyebabkan muncul pendapat bahwasifat dan nasib seseorang sudah ditentukan sejak lahir. Oleh sebab itu aliran Nativisme disebut juuga aliran pesinism. Aldof Hilter adalh juga penganut Nativisme yang berpendapat bahwa bangsa Aria adalah bangsa yang paling superiol didunia sehingga dunia harus dikasai oleh Aria (Nazisme).
Dilain pihak ada pendapat bertetangan dengan aliran Nativisme yang mengemukakan bahwa perkembangan semata-mata tergantung pada factor lingkungan dan tidak mengakui adanya pembawaan yang dibawa lahir. Jhon Locke tokoh Empirisme mengemukakan teori yang disebutnya Tabula Rasa yaitu jiwa manusia yang baru lahir itu adalah seperti meja atau papan lilin yang belum tergores. Akan menjadi apa bayi itu elak sepenuhnya tergantung pada pengalaman apa yang memenuhi jiwa anak tesebut. Aliran ini disebut juga aliran Optimisme.
Kedua aliran ada benarnya, baik faktorpembawaan maupun factor lingkungan keduanya ada pengaruhnya terhadap perkembangan manusia. Yang tidak dapat diterima adalh pembawaan atau factor lingkungan jadi salah satu mutlak menentukan perkembangan hidup manusia. William Stern menengai kedua aliran diatas dengan teori konsvergensi. Teori trsebut mengemukakan bahwa factor pembawaan dan factor lingkungan kedua-duanya menentukanperkembangan seseorang. Artinya, kepribadian seseorang dibentuk oleh kedua factor tersebut.
III. Macam-macam perilaku manusia
Prilaku manusia terdapat macamnya yaitu perilaku refleks, bersyarat dan berlaku yang mempunyai tujuan. Ada sejumlah perilaku refleks yang dilakukan oleh manusia secara otomatik. Perilaku refleks diluar kemampuan manusia serta terjadi tanpa dipikir dan diinginkan. Kadang-kadang terjadi tanpa disadari sama sekali seperti mengecilkan kelopak mata. Secara umum perilaku refleks mempunyai tujuan menghindari ancaman yang merusak keberadaan individu, sehingga individu dapat berperilaku dan berembang normal.
Perilaku yang mempunyai tujuan disebut perilaku naluri. Menurut Spencer perilaku naluri adalh gerak refleks yang kompleks atau merupakan rangkaian tahap yang banyak, masing-masing tahap merupakan perilaku refles sederhana. Akan tetapi pendapat ini dibantah bahwa perilaku refleks tanp-a persaan sedangkan perilaku naluri disertai dengan perasaan. Ada tiga gejala yang menyertai perilaku bertujuan untuk yaitu: pengenalan, perasaan atau emosi, dorongan, keinginan atau motif.
IV. Hubungan Perilaku dan Kebiasaan
Dalam jenis kebutuhan manusia, terdapat diantara yang meminta cara dan alat penemuhan yang sangat khusus misalnya kebutuhan akan oksigen akan terpenuhi dengan cara bernafas atau menhirup udara yang berisi oksigen. Disamping itu terdapat kebutuhan yang dapat dipeuhi dengan jalan dan alat tidak begitu khusus dan terbatas.
Kebiasaan juga muncul dalam kesatuan hidup masyarakat yang mempunyai perbedaan norma dan berlaku, misalnya sesuai dengan kedudukan seseorang dalam struktur social yang dipakai dalam hubungan ini menunjukkan kenyataan bahwa hampir semua masyarakat mangandung unsur perbdaan dimana anggota tertentu dipandang mempunyai gengsi dan kedudukan yang lebih tinggi dari anggota lainnya, beberapa penelitian menemukan bahwa kebiasaan orang yang mempunyai kedudukan lebih kompleks dari pada anggota bias dalam setiap hal
V. Usaha-Usaha Memperbaiki Perilaku Negatif
Usaha yang dapat dilakukan untu menangulangi perilaku negative seseorang terutama bagi yang masih belum dewasa dapat dilakukan dengan:
a. Peningkatan peranan keluarga terhadap perkembangan dari kecil hingga dewasa.
b. Peningkatan status social ekonomi keluarga.
c. Menjaga keutuhan keluarga.
d. Memperahankan sikap dan kebiasaan orangtua sesuai dengan norma yang disepakati.
e. Pendidikan keluarga yang disesuaikan dengan status anak-anak tuggal, anak tiri dll.